Tuesday, July 1, 2014

A swank traveller (Part Manokwari - Papua, The first moment of travelling)

Keinginan tahuan tentang dunia luar itu telah berakar dari orang tua yang sedari dulu berstatus "pelancong", mengais rejeki dari negeri tetangga Malaysia dimana aku dilahirkan. Selanjutnya dibesarkan di negeri asalku Indonesia, mengenal sekolah pertama kali di kampung Ayah untuk 2 tahun (Pinrang), Waktu itu orang tua transmigrasi ke kabupaten lain (Masamba) terpaksa lah pindah sekolah, namun hanya bertahan selama 1 tahun karena kondisi sekolah yang sangat jauh dan alam yang cukup menantang sedangkan diriku masih kriwil waktu itu (kelas 3 SD), Terpaksa pindahlah aku ke Kampung Kakek/Nenek (Barru) selama 6 tahun, Habis tuh SMA pindah lagi ke kota (Palopo) yg lumayan dekat dengan orang tua. Lanjut kuliah di kota Makassar yang jarak tempuh dari Rumah orang tua kurang lebih 10jam. Mmm, Jadi hidup bernomaden itu sudah biasa :).
Kesempatan mengeksplor dunia itu pun tiba setelah kuliah. Yeheee  !!!
Aku memilih untuk bekerja jauh dari keluarga tepat setelah lulus kuliah. Disitulah aku merasa menemukan passion tentang kesenangan dengan alam liar. Kerja pertama di sebuah lembah dalam hutan Wasior - Manokwari. Perusahaan kayu, yah tinggal di tengah hutan belantara dikelilingi kayu-kayu yang ukurannya "super".
Perjalananpun di mulai (Tahun 2006)
Berangkat dari Pelabuhan Makassar

Berlayar dari Makassar - Manokwari beberapa hari

Beginilah kondisi di kelas Ekonomi, Meski sumpek tapi tetap SEMANGAT demi Rupiah
Dont expect a fancy things inside the ship, Simply just enjoy the atmosphere and BIG SMILE :) !

Welcome to Port of Manokwari, A strange place for a beginner explorer like me
Reached this city in the evening, picked by someone from Head Office and headed to office which took about half a hour by car. I had more couple of hours to sleep before continue the trip in following day. I was a bit shocked when being asked to leave phone in Head Office but it was reasonable because there was no network coverage at site. Mmm this company would throw me away into the jungle, in the middle of nowhere !

Sampai di tempat tujuan di pagi hari, menunggu jemputan dalam hujan yang rintik rintik. Untunglah tidak terlalu lama waktu menunggunya, sekitar setengah jam seseorang menghampiriku dan memperkenalkan namanya. setelah sedikit chit chat berangkatlah kami meninggalkan dermaga itu. Ternyata, jalanannya off road pemirsa ! mobil pun yg aku tumpangi "jeep" tua yang membawa banyak barang penumpang "nebeng" terkadang membuat jantungku berhenti sejenak manakala menanjak jalan yang cukup tinggi. Hmmm pasti sopirnya sudah lihai (pasrahku dalam hati).

Sampailah aku di mess perusahaan dimana dinding-dindingnya terbuat dari kayu, atapnya dari daun nipa dan lantai dari papan, sangat sederhana tapi syukurlah aku sudah terbiasa hidup dalam hutan sewaktu tinggal sama kakek nenek. Ternyata Tuhan telah mempersiapkan kita jauh sebelum kita menjalani satu skenario hidup. Hidup sederhana bersama kawan-kawan baru, mereka sangat welcome menyambut kedatanganku. Jadilah aku bisa merasa sedikit betah merasakan suasana keluarga baru di tempat baru. Banyak hal baru dan indah yang kurasakan hidup di belahan Indonesia paling timur ini. Melihat langsung kehidupan masyarakat lokalnya, berjuang hidup di tengah kekayaan alam yang mereka miliki, Jangankan listrik, signal untuk menelpon pun tak ada. Padahal alam mereka kaya, namun fasilitas mewah bukannlah jaminan untuk bahagia bagi mereka. Mereka sudah bersahabat dengan alam !. Semua itu tidak akan aku dapatkan jika aku hanya memilih kerja di kota sedari awal.

Rasa bosan itupun akhirnya datang, aku hanya bertahan 3 bulan kerja. kubulatkan tekadku untuk resign dan kembali ke Makassar mencari kerja

And next trip... ???



Susahnya Mencari Kerja di Negeri Sendiri (Ada Apa Yah?)


Daripada tulis politik yang ribut, saling menghujat sana sini, mending tulis pengalaman pribadi. Lah urusan aku aja gak beres, mau ngurusin hidup orang???... Tau diri aja lah aku hehehe

Bukan 1 atau 2 kali aku mengirim surat lamaran di Indonesia (Red : negeri sendiri), belum lagi ikut Walk interview. Sudah hampir ratusan surat lamaran kerja melayang lewat email dan amplop. Sudah berbulan-bulan aku menunggu tawaran kerja itu datang menghampiriku. Memimpikan bekerja di negeri sendiri adalah hal yang bisa menjadi “sesuatu” apalagi jika dengan posisi yang “keren” di mata sosial. Namun, apa daya khayalan itu buyar setelah sekian bulan tinggal di Ibukota Jakarta tanpa kepastian dari satu perusahaan pun. Mungkin aku dianggap terlalu OK dengan posisi yang biasa di Indonesia, atau mungkin pengalaman kerjaku di Luar Negeri tidak punya pengaruh di negeri ini, atau kali kali penampilanku yang kurang (red : tidak cuakeep dari ukuran negri ini). Mmm Entahlah !!!
Aku merintis karir di dunia Hospitality berawal di luar negeri. Yah, impianku memang begitu sih, maunya tinggal dan bekerja di luar kedengarannya asyik dan memang Asyeekk abizz hehehe. Setelah sekian tahun di negeri orang mengumpulkan pundi pundi berlian, kefikiran juga untuk menetap dan kerja di negeri sendiri, dekat dengan keluarga dan teman-teman lama. Selain itu bisa merintis bisnis sendiri nantinya. Sepulang dari negeri orang, aku mengisi waktu luang ku untuk berbagi ilmu dengan generasi bangsa ini (red : jadi guru lepas) , yah kebetulan di tawari teman, cukuplah untuk tambahan biaya hidup sambil berusaha merintis usaha sendiri. Setelah 6 bulan aku memutuskan untuk fokus berbisnis, aku fikir akan lebih baik begitu. Merintis bisnis dari awal ternyata bukanlah hal “secuil kuku”, butuh perjuangan yang besar dan tidak singkat. Cerita dan cerita, waktu demi waktu aku pun gagal pemirsaaa ! LOL. Aku mungkin gagal dalam hal balik modal tapi saya anggap itu adalah investasi belajar dari pengalaman. So, I am OK with that (Ambil positifnya saja, kalo sudah pusing jgn di tambah dengan negatif yah !).
Dan, tedenggg ! akhirnya kuputuskan lagi untuk mencari kerja. Mulailah koran – koran di bolak balik, hunting  lowongan di internet sampai  “mengemis-ngemis” pada teman supaya di bantu cari kerja. Mulai dari kota asal (Makassar) sudah mengirimkan lamaran kerja, tebar pesona lewat CV, tebar senyum lewat wawancara tapi hasilnya masih zero. Sebulan berstatus “jobless” di kota sendiri, akhirnya memberanikan diri ke Ibukota Jakarta dengan keyakinan bahwa di sana banyak lowongan kerja dan pasti dapat, I thought so.. Mmm but now I dont think so LOL !
Sudah 4 bulan bersabar di Ibukota ini (sebenarnya gak sabar sih, Cuma di sabar-sabarin aja sampai pada titik “muak”). Ada benarnya juga tuh pepatah, “Ibukota lebih kejam dari Ibu Tiri”. Akh, aku kan gak punya ibu tiri dari mana saya tau, yahh sok tau ajalah !. Selama di Jakarta sudah lamar sana sini tapi yang diharapkan belum jelas juga. Ada sih yang nawarin, ehh tau-taunya “tipu-tipu” pemirsa !. Lainnya,  ada pula yang disuruh cari orang, aduhh kalo yang satu ini aku sudah alergi (Red : MLM). Aduhh, perjuangan hidup yah ! :)
Untunglah dalam perjuangan di Jakarta ini ada teman yang senasib jadi bisa saling menyemangati (PS : yang lagi mau ke Turkey nih hehehe). Ada pula kenalan baru yang sangat baik hati mau menampung untuk sementara waktu (PS : yang di Cibubur sana hehehe), mengajak jalan-jalan Ke Puncak, Bandung, Bogor, Cianjur, Karawang dll jadilah  bisa menikmati waktu perjuangan ini. Mendapat jalan-jalan gratis kan “sesuatu” banget tuh pemirsa !. Yah semoga semakin banyak orang kayak dia di Bumi ini.
Dan sampailah pada titik dimana aku harus mencari kerjaan lagi ke luar negeri karena sudah merasa “lelah” dan keuangan juga sudah menipis pemirsa !. Ehh ternyata dapat juga tuh dan tidak harus menunggu lama, tidak harus pake “relasi” seperti yang kebanyakan di negeriku terapkan, tidak harus “cuakeep” seperti standar super di negeriku yang masih byk memandang “look is number one”, bahkan menjamin tempat tinggal, makanan dan transportasi, tidak seperti negeriku yang hanya kebanyakan memberikan “basic” semata, tidak setimpal dengan biaya hidup di kota-kota apalagi seperti Jakarta. Ini artinya Tuhan memang mengatur skenario hidup saya lebih banyak di negeri orang dan itu aku anggap “SESUATU”, Alhamdulillah... Will fly away out of this nation soon. Welcome aboard !

PS :
- Rumah bukanlah di mana aku dilahirkan tetapi dimana hatiku berlabuh !
- Dedicate to para TKI dan calon TKI, tetap semangat berjuang !


Salam TKI